Kamis, 21 Januari 2010

Lokomotif

Sejarah lokomotif
Lokomotif dengan penggerak mesin uap sudah mulai dipakai untuk menarik rangkaian kereta atau gerbong sejak dibukanya jalur jalan rel yang pertama di Indonesia, yaitu di Smarang antara Kemijen ke Tanggung pada tahun 1867 sepanjang 26 km.Lokomotif yang digunakan adalah lokomotif uap seri B1, yaitu lokomotif yang mempunyai 2 gandar roda penggerak dan 1 gandar roda pengantar (idle)dan mempunyai tender bergandar 3.
Selanjutnya berbagai jenis lokomotif uap yg didatangkan dari Eropa terutama dari Jerman, Belanda, juga dari Amerika, beroperasi di berbagai perusahaan kereta api baik perusahaan swasta seperti NIS (Nederlandsch Indische Spoorwegen) atau perusahaan pemerintah yaitu SS (Staats Spoorwegen). lokomotif-lokomotif tersebut mempunyai daya sampai 1850 PK, misalnya lokomotif uap terbear di Indonesia yaitu lokomotif tipe Mallet. seri DD 52.
Lokomotif dengan tenaga listrik juga mulai diperkenalkan sejak dibangun jaringan listrik antara Jakarta-Bogor tahun 1925.Lokomotif yang dipergunakan adalah lokomotif listrik dengan susunan roda 1B+B1 denga daya 1570 PK buatan AEG (Allgemaine Electricitats Gesellschaft) Jerman.Sedangkan tipe yang lain adalah 1 A-AA-A1 dengan daya 1500 PK, buatan Brown Boveri &Co, Swiss.
Pada tahun 1950-1951 pemerintah mengadakan modernisasi armada lokomotif DKA saat itu dengan mendatangkan 100 lokomotif uap modern buatan Krupp (Jerman) yaitu seri D 52 dengan daya 1600 PK dan 27 lokomotif diesel buatan GE-ALCO (Amerika Serikat).Lokomotif diesel pertama Indonesia ini mulai berdatangan dan beroperasi pada tahun 1953 dan oleh DKA diberi nomer seri CC 200.Lokomotif dengan bobot 96 ton ini berkekuatan 1600 HP dan dirancang untuk bisa melalui semua jalur utama pulau jawa.
Pada tahun-tahun berikutnya pemerintah tidak memesan lokomotif uap lagi dan mendatangkan lokomotif diesel seri BB 200 buatan General motors (Amerika Serikat) pada tahun 1957 dan pada tahun 1959 didatangkan lokomotif BB 300 dari Krupp (Jerman)
Sedangkan di Sumatra, khususnya untuk lintas jalan rel bergigi di Sumatera Barat terakhir dibeli lokomotif uap pada tahun 1966 yaitu type E 10.Baru pada tahun 1976 mulai dibeli lokomotif diesel seri bb 204 dari Swiss untuk menggantikan lok uap.
Demikian selanjutnya armada lokomotif diesel semakin bertambah untuk menggantikan lokomotif uap.Baru sekitar tahun 1980 armada lokomotif uap sudah tidak beroperasi lagi, kecuali lokomotif bergigi di museum KA Ambarawa.Sampai dengan tahun 2008 lokomotif terakhir yang dibeli oleh PT.Kereta Api (persero) adalah lokomotif CC 204 buatan PT.GE Lokindo untuk lintas Jawa dan lokomotif CC 202 dari EMD General Motor Kanada

CC201

Lokomotif CC 201 adalah lokomotif buatan General Electric jenis U18C. Dibanding lokomotif tipe sebelumnya yaitu CC200, maka tipe CC201 mempunyai konstruksi yang lebih ramping dengan berat 84 ton dan daya mesin 1950 HP. Lokomotif ini bergandar Co’Co’. Artinya lokomotif memiliki 2 bogie masing-masing 3 gandar atau 6 gandar penggerak dengan 6 motor traksi, sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan.
PT Kereta Api Indonesia memesan lokomotif ini pada tahun 1976 sebanyak 38 buah. Selanjutnya lokomotif ini dibeli lagi oleh Indonesia pada tahun 1984, 1992 sebanyak 34 dan 20 buah ditambah lokomotif CC201 hasil perubahan dari BB203.

CC201

Sumber tenaga Diesel elektrik

Pembuat General Electric Locomotive Indonesia

Model GE U18C

Spesifikasi
Susunan roda AAR
C-C

Klasifikasi UIC
Co'Co'

Lebar trak 1.067 mm
Panjang 14.134 mm
Lebar 2.642 mm
Berat lokomotif 78 ton
Motor traksi 6 buah
Kecepatan maksimum 120 km/jam
Keluaran daya 1950 hp

Lokomotif CC 201 adalah lokomotif buatan General Electric jenis U18C. Dibanding lokomotif tipe sebelumnya yaitu CC200, maka tipe CC201 mempunyai konstruksi yang lebih ramping dengan berat 84 ton dan daya mesin 1950 HP. Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya lokomotif memiliki 2 bogie masing-masing 3 gandar atau 6 gandar penggerak dengan 6 motor traksi, sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan.
PT Kereta Api Indonesia memesan lokomotif ini pada tahun 1976 sebanyak 38 buah. Selanjutnya lokomotif ini dibeli lagi oleh Indonesia pada tahun 1984, 1992 sebanyak 34 dan 20 buah ditambah lokomotif CC201 hasil perubahan dari BB203.
Lokomotif CC201 hampir terdapat di semua dipo induk, dipo-dipo itu antara lain :
Dipo Lokomotif Jatinegara, Bandung, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Semarang Poncol, Sidotopo Surabaya, Kertapati, dan Dipo Lokomotif Tanjung Karang

Profil Lokomotif CC201
• Dimensi
1. Lebar sepur (track gauge): 1067 mm
2. Panjang body: 14134 mm
3. Jarak antara alat perangkai: 15214 mm
4. Lebar badan (body): 2642 mm
5. Tinggi maksimum: 3636 mm
6. Jarak gandar: 3304 mm
7. Jarak antar pivot: 7680 mm
8. Diameter roda penggerak: 914 mm
9. Diameter roda idle: -
10. Tinggi alat perangkai: 770 mm

• Berat
1. Berat kosong: 78 ton
2. Berat siap: 84 ton
3. Berat adhesi: 84 ton

• Motor Diesel
1. Tipe: GE-7FDL8
2. Jenis: 4 langkah, turbocharger
3. Daya Mesin: 1950 HP
4. Daya ke generator/converter: 1825 HP

• Motor Traksi/Converter
1. Jumlah motor traksi: 6
2. Tipe motor: GE 761, arus searah
3. Gear ratio: 90 : 21
4. Tipe generator: GT 581

• Kinerja
1. Kecepatan maksimum: 120 km/jam
2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 17640 kgf
3. Kecepatan minimum kontinu: 24 km/jam
4. Jari-jari lengkung terkecil: 56.7 m

• Kapasitas
1. Bahan bakar: 3028 liter
2. Minyak pelumas: 984 liter
3. Air pendingin: 684 liter
4. Pasir: 510 liter

• Lain-lain
1. Sistem rem: Udara tekan, dinamik, parkir
2. Tipe kompresor: Gardner Denver WBO

yang sudah tak beroperasi
Dua buah lokomotif CC201, yaitu CC20133 yang menarik rangkaian KA Senja IV jurusan Jakarta-Yogyakarta yang berangkat dari Purwokerto dan CC 20135 yang menarik rangkaian KA Maja jurusan Madiun-Jakarta yang berangkat dari Kroya bertabrakan di daerah gunung Payung, dekat jembatan sungai Serayu pada tanggal 21 Januari 1981. Pasca tabrakan, komponen mesin dan sasis dari kedua lokomotif tersebut digunakan untuk menggantikan komponen CC 201 yang masih beroperasi karena kerusakannya teramat parah dan dinyatakan sudah tidak layak beroperasi lagi.

• CC 201 45, lokomotif seri CC 201 paling misterius di Indonesia
Sudah banyak cerita yang beredar di sekitar CC201, maklum saja karena selain jumlahnya yang banyak, juga hampir setiap masinis di Indonesia pernah bertugas di dalamnya. Tapi tidak ada cerita yang sepopuler kisah tentang CC20145. Konon, menurut para masinis dan teknisi, inilah lokomotif paling misterius di antara keluarga CC201. Banyak kejadian aneh dan membingungkan yang berkembang di sekitar lokomotif ini.
Sejak pertama kali dibeli CC20145 sudah sering dicap sebagai loko yang sangat bermasalah. Maksudnya adalah, walaupun hasil tes menunjukkan tidak ada problem pada CC20145, namun sering mengalami kecelakaan atau kerusakan saat dioperasikan tanpa bisa dijelaskan. CC20145 semula ditugaskan untuk menarik rangkaian ke arah timur. Saat menarik Bima tiba-tiba mengalami tabrakan. Setelah diperbaiki, kembali bertugas menarik rangkaian Bima, tapi kembali lagi mengalami tabrakan. Diperbaiki kembali di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta, dan setelah selesai jabatannya diturunkan untuk menarik rangkaian kelas bisnis saja yaitu Jayabaya. Tetapi seperti bisa diduga CC20145 kembali lagi tabrakan. Frekuensi tabrakan sesama kereta atau kendaraan bermotor yang dialami CC20145 rupanya cukup sering, belum lagi kejadian aneh yang dialami para teknisi yang memperbaiki lok ini pasca tabrakan.
Sesuai prosedur, setelah diperbaiki di Balai Yasa Pengok, CC20145 diuji statis untuk memeriksa kelengkapannya. Setelah semuanya beres, loko diuji dinamis di jalur tes di depan komplek Balai Yasa. Saat dipacu dengan kecepatan tinggi, mendadak rem gagal berfungsi, sehingga loko melaju terus dan menghantam dinding beton pembatas jalur tes. Sekali lagi CC20145 mengalami kerusakan dan harus diperbaiki.
Merasa kebingungan dengan CC20145, teknisi Balai Yasa yaitu Panut dan Suroso merasa perlu untuk memanggil tenaga ahli GE langsung dari Amerika. Saat sedang memeriksa CC20145, tenaga ahli GE itu bercerita bahwa saat proses pembuatan loko yang satu ini memang sudah bermasalah karena banyak sekali terjadi kecelakaan kerja. Akhirnya diputuskan selain diperbaiki secara material, CC20145 juga diperbaiki secara spiritual. Sesuai adat orang Jawa, para teknisi Balai Yasa Pengok sepakat meruwat (ritual membuang sial) loko ini. Caranya dengan mengadakan selamatan dan memasang sepasang tapal kuda bekas di kedua ujung bemper CC20145. Kemudian memberikan beberapa gram emas dan menyepuh bagian samping bawah lok dengan lapisan krom sehingga terlihat mengkilat.
Anehnya setelah ritual ini CC20145 tidak pernah mengalami kecelakaan lagi. Ruwatan yang dilakukan oleh teknisi Balai Yasa berhasil menghilangkan nasib sial loko ini. Sekarang CC20145 ditempatkan di dipo lokomotif Yogyakarta, dan dengan mudah dikenali lewat ciri khasnya sebagai loko dengan sisi yang dilapisi besi mengkilat, dan di bagian depannya di bawah hidungnya, terdapat semacam lubang untuk double traksi.
--- +++---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar